Kehidupan masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan sering terlintas di fikiranku, betapa mereka bisa hidup bahagia walaupun jauh dari hiruk-pikuk, technologi, gemerlapnya kota, dan berbagai permasalahan yang sangat memeras otak akibat dari mobilitas yang begitu tinggi bahkan tulisan ini aku yakin tidak terbaca oleh mereka yang tinggal jauh dari perkotaan tapi walau demikian ada harapan dibenak aku semoga suatu saat bisa dibaca oleh saudara-saudara kita yang tinggal di desa yang terpencil bahkan di pedalaman sekalipun. Ya Tuhan kabulkanlah.
Yang sangat aku kagumi dari kehidupan pedesaan saudara kita ini adalah rasa persaudaraan yang masih sangat tinggi, ketulusan hati, kehidupan yang bersahaja, yang masih kental dengan adat istiadat sebagai cermin kedekatan mereka dengan Sang Maha Pencipta, tingkah-laku yang sangat sopan dan santun, ketenangan hati, jiwa-raga juga fikiran, keluguan dan kepolosan mereka, kedamaian yang selalu ada ditiap saat tercermin didalam kehidupan saudara kita dalam kesehariannya yang sederhana. Ini semua yang sangat aku dambakan untuk bisa bertingkah- laku seperti mereka, do'aku selalu untuk mendapatkan ketenangan hati, jiwa dan raga dalam mengarungi kehidupan baik di dunia dan setelahnya. Amin.
Cobalah kita sidikit meluangkan waktu untuk menghayati tiap langkah dari saudara kita yang penuh arif dan kesucian hati. Kenapakah mereka bisa hidup yang demikian rupa? Insya'Allah mudah-mudahan kita akan mendapatkan ketenangan dalam kehidupan keseharian kita. Palingkanlah jauh-jauh dari hati kita dari sifat-sifat yang rakus, serakah, individualis tanpa memperdulikan orang lain, kesombongan, ketama'an, dan fikirkanlah secara mendalam setiap kata yang akan terucap dari bibir kita. Sebelum kita terjerumus makin dalam, sebaiknya kita mulai menata kehidupan yang lebih baik, kalau bukan dari diri kita sendiri lalu dari siapa lagi?
Kalau mau kita baca dan hayati karya sastrawan yang agung dari Lebanon yang dulu tetapnya dari kota kecil Beshari yaitu Kahlil Gibran mudah-mudahan kita dapat mencerna dan mengambil hikmah dari pelajaran yang tersirat dari rakyat kecil dan alam, selain karya sastra besar dari sastrawan Kahlil Gibran coba kita tengok dan tela'ah karya yang lain dari seorang ahli sufi Jalaludin Rumi disana banyak tertuang kehidupan Islami, selain itu coba kita renungkan tiap bait kata-kata dari lagu-lagu karya seorang seniman kita yaitu Ebiet G Ade http://www.ebietgade.com/ yang syarat dengan falsafah kehidupan yang sederhana dan tuntunan kebaikan dalam dalam kehidupan keseharian kita.
Sesungguhnya saudara kita itulah yang lebih terhormat di mata Tuhan, karena merekalah yang sangat bisa mensyukuri nikmat Tuhan yang di berikan kepada umatnya. Sesungguhnya aku sangat ingin mempelajari semua ini untuk mendapatkan ketenangan jiwa yang sempurna seperti kehidupan saudara kita yang tinggal jauh dari keramaian kota, aku dambakan kehidupan yang sederhana dengan apa adanya, kedamaian yang selalu menyelimuti hati ditiap detak jantung di dada ini. Banyangkan bisa hidup di desa yang penuh rasa sanyang, kasih keluarga setiap saat dengan udara yang bebas dari polusi hijau dedaunan yang dihisai dengan berbagai warna bunga, kicau burung liar yang bersahutan di tiap pagi, gemericik air bening dari sungai yang jernih, kedamaian antar masyarakatnya.
Semoga Tuhan selalu memberi jalan terbaik untuk umatnya dalam menjalani kehidupan didunia dan menjauhkan kebutaan mata hati tiap manusia. Amin
Thursday, March 20, 2008
Rindu Pedesaan
Labels:
Personalize
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment